Senin, 24 Oktober 2011

Pesawat penerima TV-2

Tuner dan Ocilator, tuner merupakan penala gelombang yang dikendalikan oleh remote control pada jaman sekarang ini, pada masa lalu masih manual menggunakan saklar pemindah saluran gelombang dengan cara ditekan dengan jari telunjuk. oscillator merupakan pembangkit gerlombang dan disini ada dua bagian penting yaitu AFC dan AGC (Automatic Gain Control). AFC berfungsi untuk menyetabilkan Frekwensi gelombang supaya tidak terjadi pergeseran gelombang dari gelombang pemancar saluran TV yang di tala dan AGC untuk menyetabilkan penguatan jika sinyal yang diterima berubah-ubah besar dan kecilnya sinyal dapat diatasi dengan AGC, dengan adanya AGC ini pengeluaran bagian Tuner menjadi setabil, sinyal dibagian ini mengalami penguatan untuk selanjutknya diperkuat lagi di bagian IF.

Adalah IF Frekwensi dari Oscillator diturunkan menjadi IF dan disini diolah dan diperkuat lagi, dibagian ini gambar dan suara masih menjadi satu belum dipisah dibagian ini, juga ada bagian AGC untuk menyetabilkan penguatan supaya lebih stabil dan selanjutnya diumpan lagi dengan berapa filter Frekwensi 5.5 MHz. Output bagian ini diumpan ke beberapa bagian diantaranaya adalah bagian pengolah suara Stereo, Zweiton, bagian gambar dan warna, bagian pengolah sinkronisasi Horizontal dan Vertical.

Zweiton Sterio, merupakan pengolah suara kanal R dan L dimana Zweiton lebih maju dari sistim sebelumnya yaitu sistim sterio biasa, bedanya Zweiton bisa untuk memilih bahasa yang diinginkan, dalam penerapan bahasa, ada bahasa default dari pemancar, jika mau memilih bahasa lain masih bisa, bahasa default merupakan bahasa nasional dinegara itu. Siaran dengan bahasa default ini biasanya disebut Bilingual atau dua bahasa, dengan sisitim Zweiton ini bahsaa bisa dipilih bahasa tidak akan keluar bersamaan, Dengan adanya sistim Zweiton ini untuk TV penerima Mono yang keluar hanya bahasa Default seumpama tidak dipakai sistim Zweiton suara dua bahasa akan keluar bersamaan, sistim penerima mono tidak dapat memilih siaran bahasa yang digunakan. Suara yang sudah dipisahkan R dan L ini akan diumpan dan diperkuat lagi dibagian penguat Audio.

Audio, dibagian ini audio dari zweiton diolah dan diperkuat diantaranya adalah pengolahan Volume suara, Bass, Middle, Treble dan pengolahan tambahan model lain menurut model produsen TV. Setelah dikontrol di bagian ini akan diperkuat lagi dengan penguatan tegangan dan arus terdiri dari driver dan penguat arus yang biasa disebut power amplifier. Selanjutnya diumpan ke Loudspeaker untuk merubah sinyal getaran listrik menjadi getaran mekanik olek magnit dan kumparan kawat yang ada di speaker hingga dapat didengar suaranya.

Ke artikel - Pesawat Penerima TV-1
Ke artikel - Pesawat Penerima TV-3
Ke artikel - Pesawat Penerima TV-4

Ke artikel - Trouble_TV@RGB
Ke artikel - Trouble_TV@Horisontal & Vertikal

Rabu, 12 Oktober 2011

Pesawat Penerima TV-1

Untuk Kali ini kita membahas sedikit mengenai perangkat penerima TV, bagaimana cara kerja dalam rangkaian TV itu marilah kita mulai dari bagian pertama yaitu Antena, antena adalah tempat pertamakali sinyal elektromagnetik diterima oleh sistim penerima TV, ditempat ini elektromaknetik ditangkap oleh antena model searah yaitu Antena yang terdiri dari potongan batangan-batangan pipa aluminium diteruskan ke Tuner.

Bagian - 1 Cara kerja Antena adalah gelombang elektromagnetik dari siaran Stasiun Pemancar TV di tangkap oleh antena paling depan yaitu yang paling pendek selanjudnya sinyal elektromagnetik itu diperkuat oleh batangan berikutnya dan seterusnya diperkuat lagi, batangan pipa aluminium yang lebih panjang, jumlah dan jarak ini pada pembuatan Antena menggunakan perhitungan menurut panjang gelombangnya dan sampai kepada batangan pipa yang paling panjang dan paling belakang bagian ini banyak variasinya dan bagian ini berfungsi sebagai reflektor gelombang elektromagnetik dipantulkan pada batangan pipa didepannya yang terhubung dengan kabel antena diteruskan kedalam penerima TV masuk dibagian Tuner.

Macam Antena untuk menangkap gelombang TV ada dua macam gelombang, gelombang VHF ( Very High Frequency ) dan UHF ( Ultra High Frequency ) Siaran TV dipancarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi 54 MHz sampai 890 MHz. Impedansi Antena ada dua macam kabel 300Ω bentuknya kabel berjajar dan 75Ω bentuknya satu kabel ditengah lapisan luar berikutnya adalah isolator dan berikutnya adalah anyaman serabut kawat membungkus dan melindungi kabel utama, dan yang terluar bahan isolator untuk melindungi anyaman serabut kabel.

Ke artikel - Pesawat Penerima TV-2
Ke artikel - Pesawat Penerima TV-3
Ke artikel - Pesawat Penerima TV-4

Ke artikel - Trouble_TV@RGB
Ke artikel - Trouble_TV@Horisontal & Vertikal

Rabu, 28 September 2011

Cara menghitung lilitan kawat Transformator-1

Menghitung diameter kawat Trafo.

Untuk menghitung diameter kawat yang diperlukan memerlukan beberapa rumus, dibawah ini rumus yang sederhana dan dapat digunakan untuk membuat trafo, perhitungan ini adalah pelengkap dari perhitungan sebelumnya dari "Cara menghitung lilitan kawat Transformator-2", dengan dua bagian artikel ini anda dapat mempraktekkan untuk membuat trafo yang diperlukan. Minimal anda akan tahu berapa Amper yang diperlukan jika jika suatu rangkaian memerlukan  Voltase dan Watt yang diketahui, dengan ini Trafo tidak akan terlalu panas karena arusnya kurang atau tidak akan drop voltasenya.

Untuk mengtung diameter kawat :
I = W / E
I = besar arus di Primer
E = Tegangan di Primer
W = Tenaga digulingan Primer

Untuk menghitung Primer belum diketahui dengan rumus :
W1 = 1.25 x W2
W1 = Tenaga Primer pada gulungan
W2 = Tenaga Sekunder pada gulungan

Untuk menghitung Tenaga Sekunder dengan rumus :
W2 = E2 x I2
W2 = Tenaga sekunder
E2 = Tegangan sekunder
I2= Arus sekunder

Hitung jika di perlukan transformator Tegangan 9 Volt dengan arus yang diperlukan sebesar 500 mA
I2 = 500 mA
E2 = 9 Volt
W2 = E2 x I2
W2 = 9 x 500 mA
W2 = 9 x 0.5 A = 4.5 Watt

Untuk menghitung besar diameter kawat Primer diketahui W2 = 4.5 Watt :
W1= 1.25 x W2
W1 = 1.25 x 4.5
W1 = 5.625 Watt = 5.6 Watt

Diketahui tegangan listrik 220 Volt, W1 = 5.6 Watt
W1 = I1 x E1
I1 = W1/ E1
I1 = 5.6 / 220 = 0.025 A = 25 mA, besar diameter kawat yang diperlukan dapat dilihat di tabel kawat

Ke artikel - Cara menghitung lilitan kawat Transformator-2

Ref : Diklat BLKI

Kamis, 08 September 2011

Cara menghitung lilitan kawat Transformator-2

Teras besi, untuk menggulung Trafo (transformator), ada tiga macam bentuk dasar seperti tiga gambar diatas yaitu berberntuk huruf C, O dan E,dari ketiga macam bentuk ini yang paling sering dipakai dan banyak dipasaran yaitu trafo berbentuk E dan bentuk O yaitu Trafo Toroida, dipasaran dikenal pula dengan nama Trafo Donat karena bentuknya menyerupai makanan Donat lobang ditengah.

Bentuk teras besi masing-masing sangat tipis dan herlapis isolator hingga antara satu dengan lainnya terisolasi jika disusun untuk membentuk trafo diperlukan beberapa teras besi dijajar berlapis-lapis hingga membentuk luas teras besi yang diperlukan.

Keterangan gambar-4
Gambar penampang irisan trafo dilihat dari atas :
Warna kelabu lapisan teras besi.
Warna merah ilitan kawat tembaga.
Warna hijau rumah plastik tempat lilitan kawat tembaga.

Hitungan Luas Teras besi :

O = P x L
O = luas teras besi
P = panjang teras besi
L = lebar teras besi
P = 2.5
L = 2
O = 2.5 x 2
O = 5
Jadi luas teras besi = 5 cm persegi

Gulungan perVolt

gpV = f / O
gpV = gulungan perVolt
f = frekwensi listrik 50Hz
O = luas teras besi
f = 50Hz
O = 5 cm2
gpV = 50 / 5 gpV
gpV = 10 gulungan perVolt
Jadi untuk 1 Volt memerlukan 10
gulungan kawat temhaga

Diperlukan Trafo untuk keperluan 15Volt,
dari jaringan Listrik 220Volt.
Hitung berapa jumlah gulungan Primer dan sekunder
Jika gulungan perVolt = 10 gulungan kawat tembaga.

Kerugian teras besi Sebesar 10%
Untuk menghitung
Gulungan Primer 220 Vol
Gulungan Sekunder 15 Volt.
Primer = 220Volt.
10 x 220 = 2200 gulungan
2200 x 10% = 220 gulungan
Gulungan Primer = 2200 + 220 = 2420 gulungan
Sekunder = 15Volt
10 x 15 = 150 gulungan
150 x 10% = 15 gulungan.
Gulungan sekunder 150 + 15 = 165 gulungan.


Tabel garis tengah kawat tembaga dan kemampuan menghantar Arus listrik dalam Amper dan Mili Amper.

No Diameter kawat tembaga

mm
Kemampuan arus
dalam Amper

A
Kemampuan arus
dalam Mili Amper

MA
1
0.1
0.016 --- 0.024
16 --- 24
2
0.15
0.035 --- 0.053
35 --- 53
3
0.2
0.063 --- 0.094
63 --- 94
4
0.25
0.098 --- 0.174
98 --- 174
5
0.3
0.141 --- 0.212
141 --- 212
6
0.35
0.190 --- 0.289
190 –- 289
7
0.4
0.251 --- 0.377
251 --- 377
8
0.45
0.315 --- 0.477
315 --- 477
9
0.5
0.340 --- 0.588
340 --- 588
10
0.6
0.566 --- 0.849
566 --- 849
11
0.7
0.770 --- 1.160
770 --- 1160
12
0.8
1.01 --- 1.51
13
0.9
1.27 --- 191

14
1
1.57 --- 226

15
1.5
353 --- 5.30

16
2
6.28 --- 9.42

17
2.5
9.84 --- 14.33

18
3
14.14 --- 2120

19
3.5
19.24 – 28.86

2O
4
25.14 --- 37.31



Ke artikel - Cara menghitung lilitan kawat Transformator-1

Ref : Diklat BLKI

Rabu, 17 Agustus 2011

Perata Adaptor IC - 7815 x 7915

Cara kerja rangkaian

Diode sifatnya meneruskan tegangan dan arus satu arah, jika pada input kita masukkan gelombang arus AC maka yang diteruskan hanya separuh gelombang, jika arus dan tegangan AC kita masukkan pada tanda negatif dioda lihat gambar maka yang akan keluar adalah separuh sinyal AC positif dan jika kita balik pada tanda positif dioda kita masukkan arus AC maka pada keluaran akan mengeluarkan separuh sinyal arus dan tegangan AC negatif.  Dengan cara ini  arus dan tegangan sinyal AC berobah menjadi Arus dan tegangan DC yang masih bekerut bentuknya separuh gelombang positif keluar dari tanda dioda positif dan separuh gelombang negatif  keluar dari tanda dioda negatif .


Gambar-1 Atas merupakan
tiga gambaran Arus DC positif
arus gelombang AC peratan gelombang penuh,
gambar ini keluar dari positif dioda
kemudian diratakan dengan ELCO dan terakhit
diratakan dengan IC merupakan Arus DC ideal
Gambar-2 Untuk arus DC negatif keluaran dioda negatif
prosesnya sama dengan gambar-1
Penggunaan empat dioda adalah setiap ada gelombang akan dirobah menjadi dua macam arus dan tegangan searah positif dan negatif terus menerus, yaitu pada satu ujung lilitan sekunder tranformator penurun tegangan bergantian sinyal positif dan negatif dengan dipakainya empat dioda ini maka rangkaian penyearah tegangan ini lebih rata karena tidak ada gelombang AC yang terbuang baik yang positif atau yang negatif lihat gambar. Untuk kebutuhan perata ini tegangan operasi diode harus 50 Volt keatas.

Fungsi kondensator Elektrolik yalah sebagai perata tegangan dan arus DC yang masih berkerut untuk diratakan, sifat dari kondensator elco ini adalah menyimpan dan membuang muatan, setelah elco isinya penuh akan membuang muatannya dan juga meneruskan Arus AC jadi berfungsi juga mem-baypass gelombang listrik 50Hz ke ground, dari sifat ini maka arus dan gelombang menjadi lebih rata, tetapi akan mengalami kenaikan tegangan kurang lebih 40% dari tegangan asli AC yang dirobah menjadi DC diukur tanpa beban, untuk elco ini dibutuhkan minimal 35 Volt dan bisa digunakan elco 50 Volt.

Untuk kebutuhan 0.5 Amper bisa digunakan elco 1000 µF dan untuk 1.5 Amper bisa digunakan 3300 µF, pada gambar C1 dan C3, untuk nilai C2 dan C4 nilainya 0.33 µF sampai 0.1 µF kebutuhan tegangan operasi elco antara  35 Volt sampai 50 Volt.

Fungsi IC adalah untuk meratakan supaya arus benar-benar rata menjadi DC murni, untuk keperluan penguat preamplifier IC tipe ini sudah cukup uintuk menghilangkan suara dengung yang berasal dari frekwensi jala-jala listrik. Untuk IC dengan kode huruf  S bisa beroperasi sampai 2 Amper, contoh 78S15, jika tidak ada kode huruf S ditengah hanya sampai Arus maksimal 1.5 Amper. Untuk kebutuhan maksimal IC harus dipasang sirip pendingin aluminium atau tembaga untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh panas karena melebihi kekuatan IC.

C2, C4 ,C6. C8 berfungsi untuk mem-bypass frekwensi tinggi ke-ground supaya tidak menggangu rangkaian yang akan disuplay tegangan karena jika ada induksi frekwensi tinggi walau tidak terdengar oleh telinga akan menurunkan kualitas suara audio terutama suara treble. Dipasangnya nilai kapasitor kecil ini juga menambah perbaikan suara treble yaitu karena pada penguatan frekwensi tinggi lebih stabil tidak terganggu fluktuasi tegangan suara treble karena di-bypass C, nilai C ini berkisar antara 0.33 µF sampai 0.1 µF Untuk C5 dan C7 nilainya bisa antara 10 µF sampai 220 µF


Klik artikel dibawah ini :

Dasar Rangkaian Catu daya AC menjadi DC volt
Perata DC_IC_1_78xx-79xx
Perata DC_IC_2_78xx-79xx
Perata DC_IC_3_78xx_79xx
Perata Adaptor IC - 7815 x 7915
Gambar dengan : OpenOfficeDraw

Kamis, 04 Agustus 2011

Perata DC_IC_1_78xx-79xx



Rangakaian perata menggunakan IC sangat baik sekali karena bisa menghilangkan bunyi dengung yang diakibatkan kurang ratanya tegangan dan arus yang disuplai dari jala-jala listrik. Jaringan listrik arus AC nenggunakan frekwensi antara 50 Hz sampai 60Hz. frekwensi ini berada pada jangkauan frekwensi pendengaran manusia, maka jika perataan kurang rata bisa ikut diperkuat oleh preamplifier untuk diproses sampai di Speaker hingga dapat kita dengarkan. Untuk mendapatkan suara yang berkualitas diperlukan perataan yang bermutu, salah satunya yaitu memakai IC.

Pada rangkaian gambar ini menggunakan transformator dengan CT atau menggunakan dua tegangan keluaran simetris, contoh terdapat angka 15 - 12 - 6 - CT -6 -12 - 15 , cara menghubungkan dari skema adalah CT dihubungkan ke CT dan AC volt dihubungkan ke angka-angka Voltase yang dibutuhkan.

Selanjutnya diolah oleh diode untuk dijadikan arus DC dan diratakan oleh kondensator Elco C1 dan C3 nilainya ribuan mikrofarad dan kondensator bernilai kecil terus diratakan oleh IC yang dibantu juga pada output dengan kondensator Elco tang nilainya jauh lebih kecil dari Elco sebelumnya yaitu C5 dan C7 nilainya ratusan mikrofarad, untuk nilai C2, C4, C6, C8 nilainya sama untuk mem-baypass frekwensi tinggi biasanya 0,1 µF.


Klik artikel dibawah ini :

Dasar Rangkaian Catu daya AC menjadi DC volt
Perata DC_IC_1_78xx-79xx
Perata DC_IC_2_78xx-79xx
Perata DC_IC_3_78xx_79xx
Perata Adaptor IC - 7815 x 7915
Gambar dengan : OpenOfficeDraw

Kamis, 21 Juli 2011

Perata DC_IC-2_78xx-79xx

Pada rangkaian gambar rangkaian perata kali ini kita menggunakan IC type 78xx dan 79xx seperti sebelumnya, pada penulisan ini xx = merupakan pengganti pada kode keluaran voltase dari IC, sedang 78 merupakan output  tegangan positif dan 79 merupakan output IC yang menghasilkan tegangan negatif.

Perataan ini berasal dari tranformator yang tidak ada CT, yaitu Voltase keluarannya Tunggal, contoh pada trafo sekunder tertulis angka 0 - 6 - 12 - 15 - 18 dari angka angka yang tertulis jika kita butuh Voltase 15 Volt maka kabel dari skema gambar-3 dan gambar-4...AC volt harus dihubungkan ke angka 0 Volt dan pada angka 15 Volt. Untuk selanjutnya diumpan ke empat diode, fungsi diode ini yaitu untuk merobah arus AC menjadi arus DC , atau lebih praktis digunakan kuprok yaitu bentuknya empat persegi dan mempunyai kode pada setiap kaki, pemasangan jangan sampai keliru, kaki masuk dan keluar kuprok berjumlah empat (4 kaki).

Fungsi dari kondensator adalah untuk meredam arus dan tegangan yang kurang rata dan selanjutnya diumpan ke IC untuk proses perataan yang sangat baik. Disini jika benar tata letak komponen dan tata kabel bisa menghasilkan kualitas yang baik jika digunakan untuk mensuplay preamplifier, suara dengung frekwensi dari jaringan listrik 50 Hz atau 60 Hz dapat diredam dan tidak ada suara dengung ( hum ) yang berasal dari jaringan listrik. Kalau ada  dengung atau terjadi osilasi diakibatkan oleh solderan yang kurang baik dan tata kabel yang semrawut atau kualitas kabel kurang baik dan penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan fungsinya.

Skema rangkaian sekarang ini pada dasarnya sama dengan postingan pertama bedanya rangkaian kali ini tidak memerlukan CT-Transformator, dan memerlukan 4 diode berbeda dengan rangkaian sebelumnya yang masing-masing memerlukan hanya 2 diode.


Klik artikel dibawah ini :

Dasar Rangkaian Catu daya AC menjadi DC volt
Perata DC_IC_1_78xx-79xx
Perata DC_IC_2_78xx-79xx
Perata DC_IC_3_78xx_79xx
Perata Adaptor IC - 7815 x 7915
Gambar dengan : OpenOfficeDraw

Senin, 04 Juli 2011

Perata DC_IC_3_78xx_79xx

Untuk kali ini kita membahas IC 78xx dan IC 79xx dua IC ini bisa digunakan berpasangan tegangan Positiv dan tegangan negative menurut keperluan, bisa saja tegangan positive yang kita butuhkan berbeda Voltase dengan tegangan negative yang kita perlukan dalam arti keperluan tegangan tidak simetris positive dengan negative. Dalam pembahasan perata DC ini ada 3 tahapan dan tahap pertama ini dua gambar.

Pada gambar rangkaian dibawah gambar-1 dan gambar-2 memerlukan transformator CT yaitu keluaran tegangan simetris atau bisa dikatakan tegangan keluaran pada gulungan sekunder transformator merupakan keluaran Voltase ganda (kembar) yang berpusat di CT. Cara menghubungkan seperti gambar dibawah yaitu CT dihubungkan ke CT dan dua diode dihubungkan pada angka Voltase yang sama pada gulungan yang berlainan dalam satu transformator. Karena memakai trafo CT maka yang dibutuhkan hanya 2 dioda, misalnya tertulis angka 18 - 15 -12 - CT - 12 -15 - 18. Kalau kita butuh 15 Volt maka dari gambar skema rangkaian AC Volt harus dihubungkan pada angka 15 - CT - 15.

Fungsi diode untuk mengubah arus AC menjadi arus DC, Elco (electrolic capacitor) C1 untuk meratakan arus dan tegangan yang masih bergelombang dan selanjutnya diolah oleh IC untuk mendapatkan arus dan tegangan yang benar-benar rata supaya pada penguatan sinyal suara preamplifier tidak terganggu oleh frekwensi dari jaringan listrik.

Gambar-1 merupakan perata output DC Voltase Positive.
Gambar-2 merupakan perata output DC Voltase Negative.

Pada rangkaian tertentu ada yang memerlukan DC Voltase Positive saja dan ada rangkaian yang membutuhkan DC Voltase Negative saja, maka model rangkaian seperti dibawah ini merupakan dasar untuk membuat Adaptor perata Positive dan Negative yang mengunakan Transformator (Trafo) yang ada CT-nya.


Klik artikel dibawah ini :

Dasar Rangkaian Catu daya AC menjadi DC volt
Perata DC_IC_1_78xx-79xx
Perata DC_IC_2_78xx-79xx
Perata DC_IC_3_78xx_79xx
Perata Adaptor IC - 7815 x 7915
Gambar dengan : OpenOfficeDraw